Sabtu, 03 Oktober 2020

INTERFACE KEYPAD & 7-SEGMENT MENGGUNAKAN MIKROPROSESOR 8086





1. Tujuan [Kembali]

Mempelajari bagaimana cara interface Keypad & 7-Segment menggunakan Mikroprosesor 8086 dan cara kerjanya serta programmnya. 

2. Alat [Kembali]

2.1 Mikroprosesor 8086.

2.2 Keypad

2.3 Reisistor

2.4 7-Segment

3. Teori [Kembali]

3.1. Mikroprosesor 8086

Mikroprosesor atau CPU adalah “otak” yang merupakan pengendali utama semua operasi dalam sistem komputer. Mikroprosesor mengambil instruksi biner dari memori, menerjemahkannya menjadi serangkaian aksi dan menjalankannya. Aksi tersebut bisa berupa transfer data dari dan ke memori, operasi aritmatika dan logika, atau pembangkitan sinyal kendali. Intel 8086 adalah mikroprosesor 16 bit, di mana dia dapat bekerja secara internal menggunakan operasi 16 bit dan secara eksternal dapat mentransfer data 16 bit melalui bus data.

3.1.1 Arsitektur Mikroprosesor 8086

Prosesor 8086 dapat dihubungkan dengan bus alamat yang berukuran 20 bit, sehingga mampu mengalamati memori maksimal 220 = 1.048.576 byte (1 MB). Diagram blok arsitektur 8086 dapat dilihat pada Gambar. Mikroprosesor 8086 terbagi atas 2 unit, yaitu unit antarmuka bus (bus interface unit, BIU) dan unit pengeksekusi (execution unit, EU).


Unit Antarmuka Bus (BIU)
Unit ini merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan “pihak luar”: bus alamat dan bus data. BIU mengirim alamat ke bus alamat, mengambil instruksi (fetch) dari memori, membaca data dari port dan memori, serta menulis data ke port dan memori (menangani transfer data antara bus dan unit eksekusi).
BIU tersusun atas:
1. Instruction Stream Byte Queue (ISBQ). 
BIU memfetch instruksi dari memori sebanyak-banyaknya 6 buah instruksi ke depan. Hal ini dilakukan agar eksekusi progam menjadi lebih cepat. Instruksi yang sudah diambil ini ditaruh di ISBQ yang berupa 6 buah register first-in-first-out. BIU dapat melakukan fetching selagi EU menerjemahkan dan mengeksekusi instruksi yang tidak membutuhkan penggunaan bus (misalnya operasi matematis menggunakan register internal). Ketika EU selesai melaksanakan suatu instruksi, maka dia tinggal mengambil perintah berikutnya di ISBQ, tanpa harus mengirim alamat ke memori untuk mengambil instruksi berikutnya, sehingga eksekusi akan lebih cepat. Kegiatan fetching instruksi berikutnya selagi menjalankan suatu instruksi disebut sebagai: pipelining. Pada mikroprosesor yang lebih baru, ukuran ISBQ tidak hanya 6 byte tetapi mencapai 512 byte, ini efektif untuk program yang mempunyai banyak kalang (struktur program yang berulang).
2. Register segmen.
BIU berisi 4 buah register segmen 16 bit, yaitu: code segment (CS), data segment (DS), extra segment (ES), dan stack segment (SS). Sistem komputer 8086 mempunyai bus alamat 20 bit, tetapi ukuran register - termasuk register alamat (memory address register) – yang dimilikinya hanya 16 bit, lantas bagaimana cara mengatasinya. Cara pemberian alamat 20 bit dilakukan menggunakan 2 komponen alamat: segmen dan offset, yang masing-masing berukuran 16 bit. BIU akan menggeser ke kiri nilai segmen sebanyak 4 bit (mengalikan dengan 16), kemudian menambahkan offset untuk memperoleh alamat fisik memori yang dikirimkan melalui bus alamat. Untuk lebih jelasnya, diberi contoh untuk memberi alamat fisik $38AB4( ) 3 , segmen dapat diisi dengan angka $348A, dan offset diisi dengan angka $4214, lihat Gambar. Cara penulisan kombinasi segmen dan offset adalah: 
segment:offset

Sehingga untuk contoh ini, penulisannya adalah $348A:$4214. Perlu diingat bahwa kita bisa menggunakan kombinasi nilai segmen dan offset yang bervariasi untuk memberi alamat fisik yang sama, misalnya $38AB:$0004, $3800:$0AB4, dsb.


Secara umum, suatu program terdiri atas 4 bagian: segmen code yang berisi instruksi; segmen data, berisi data yang telah dialokasikan sebelumnya (statik); segmen ekstra, untuk variabel dinamik; serta segmen stack yang dipakai untuk menyimpan informasi pada saat pemanggilan subrutin. Informasi segmen disimpan dalam keempat register segmen sesuai dengan namanya.
3. Instruction Pointer (IP)
, adalah register berisi informasi offset yang bersama-sama CS menunjuk posisi dalam memori di mana instruksi berikutnya berada.

Unit Eksekusi (EU)
Unit ini memberitahu BIU di mana mengambil instruksi dan data, menerjemahkan kode instruksi, dan menjalankannya. EU tersusun atas: 
1. Dekoder instruksi
, yang mengambil urut-urutan instruksi dari ISBQ kemudian menerjemahkannya ke runtutan aksi yang harus dikerjakan oleh EU.
2. Sistem kontrol
, merupakan rangkaian yang mengendalikan kerja mikroprosesor berdasarkan instruksi yang telah diterjemahkan oleh dekoder instruksi tadi.
3. Arithmetic Logic Unit (ALU)
, yaitu bagian dari mikroprosesor yang dapat melakukan operasi matematis (misalnya operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) dan logika (misalnya operasi AND, OR, XOR, geser, dan rotasi) 16 bit.
4. Register flag (bendera)
, yaitu register flip-flop 16 bit yang menunjukkan kondisi yang dihasilkan oleh eksekusi suatu operasi oleh EU. Selain itu flag juga mengatur beberapa operasi tertentu. Terdapat 9 flag dalam register flag 8086, seperti terlihat pada Gambar




Sebanyak 6 buah flag merupakan flag kondisi yang menunjukkan keadaan setelah eksekusi suatu instruksi, yaitu: Carry Flag (CF), Parity Flag (PF), Auxiliary Carry Flag (AF), Zero Flag (ZF), Sign Flag (SF), dan Overflow Flag (OF). Sedangkan, 3 buah flag sisanya berupa flag kontrol yang mengendalikan operasi tertentu, yaitu: Single Step Trap Flag (TF), Interrupt Flag (IF), dan String Direction Flag (DF). 
5. Register serbaguna
, merupakan register yang dapat digunakan untuk menyimpan data yang akan diolah atau hasil suatu operasi oleh ALU. Terdiri atas 8 buah register 8 bit, yaitu AH, AL, BH, BL, CH, CL, DH, dan DL. Register-register ini juga dapat digunakan secara berpasangan sehingga membentuk register 16 bit, yaitu; AX (gabungan dari AH dan AL), BX, CX, dan DX. AX biasanya digunakan untuk menyimpan hasil operasi, sehingga disebut akumulator. CX biasanya digunakan untuk pencacah untuk keperluan perulangan/kalang (loop), sehingga disebut counter. BX dan DX biasanya digunakan sebagai offset dari alamat data di memori (dengan segmen DS).
6. Register pointer dan indeks
, terdiri atas Stack Pointer (SP), Base Pointer (BP), Source Index (SI), dan Destination Index (DI). Stack (tumpukan) adalah bagian dari memori yang digunakan untuk menyimpan informasi alamat program yang ditinggalkan pada saat terjadi pemanggilan subrutin/subprogram. Demikian juga apabila subrutin tersebut berupa fungsi yang menggunakan parameter, maka data parameter akan disimpan pula di stack. Alamat tumpukan terluar dari stack ditunjuk oleh SS:SP. Sedangkan BP digunakan sebagai offset yang menunjuk ke parameter-parameter fungsi yang dipanggil. SI dan DI biasanya digunakan sebagai offset (masing-masing berpasangan dengan ES dan DS) yang menunjuk ke suatu variabel/data untuk operasi string (larik data).

3.1.2 Bahasa Mesin dan Bahasa Assembly

Instruksi yang difetch dari memori untuk kemudian diseksekusi oleh mikroprosesor berformat biner (kombinasi angka 0 dan 1), yang disebut bahasa mesin. Sebagai contoh, perintah untuk memindahkan data dalam register BX ke register CX adalah 10001011 11001011 ($8B CB), sedangkan bahasa mesin untuk menjumlahkan data dalam register AL dengan angka 7 adalah 00000100 00000111 ($04 07), dan perintah membaca dari port 5 diberikan dengan 11100100 00000101 ($E4 05).
Seperti terlihat pada ketiga contoh di atas, bahasa mesin tidak mudah untuk dimengerti dan dihapalkan oleh seorang programer, apalagi jumlah instruksi yang tersedia berkisar ribuan perintah. Di samping itu, akan mudah sekali terjadi kesalahan ketika menuliskan angka-angka biner yang tersusun atas angka 0 dan 1 yang banyak sekali. Oleh karena itu biasanya kita tidak memprogram komputer langsung dalam bahasa mesin, namun dalam bahasa assembly.
Dalam bahasa assembly, setiap instruksi diberi kata (mnemonic) yang sesuai dengan maksud perintah itu, sehingga dapat membantu pemrogram dalam mengingat instruksi kepada mikroprosesor tersebut. Kata yang dipakai biasanya berupa singkatan atau beberapa huruf awal dari kata dalam bahasa Inggris untuk perintah tersebut. Misalnya, mnemonic untuk perintah penjumlahan adalah ADD, untuk perintah pengurangan adalah SUB (dari kata subtract), dan untuk memindahkan data( ) 4 dari suatu register atau memori ke lokasi lain adalah MOV (dari kata move). Sebagian besar instruksi terdiri atas mnemonic dan operand yang merupakan parameter dari instruksi tersebut, yang dituliskan di belakang mnemonic tersebut. Contoh bahasa assembly dari perintah-perintah dengan bahasa mesin di atas diberikan dalam Tabel

3.1.3 Pin Diagram Mikroprosessor 8086




Mikroprosesor 8086 mempunyai 40 kaki (pin) yang masing-masing digunakan untuk melewatkan sinyal tertentu. Setiap pin sinyal diberi nama berupa mnemonic yang sesuai dengan fungsinya. Sistem komputer 8086 mempunyai bus data selebar 16 bit dan bus alamat selebar 20 bit, sehingga dapat mengalamati memori sampai dengan 220 atau 1 Mb. Untuk menghemat jumlah pin, maka antara pin untuk data dan pin untuk alamat digabungkan dengan diberi nama AD0-AD15 (dari kata address data), sedangkan 4 bit alamat sisanya diberi nama A16-A19 (pin-pin ini juga digunakan untuk sinyal status). 
Terdapat juga pin-pin untuk catu daya yang disuplaikan, yaitu VCC dan GND, masing-masing untuk tegangan catu daya dan pentanahan. Untuk dapat bekerja, selain membutuhkan catu daya, mikroprosesor 8086 juga memerlukan sinyal detak (clock) secara eksternal dengan frekuensi sampai 10 MHz. Sinyal clock ini dilewatkan ke pin CLK yang ada pada kaki nomor 19. 
Pin-pin lainnya digunakan untuk sinyal kendali. Mikroprosesor 8086 dapat digunakan dalam 2 mode, minimum dan maksimum, yang masing-masing menggunakan pin kendali secara berbeda. Mode ini ditentukan dengan memberi nilai pada pin MXMN/ ( ) 1 , nilai 1 (dihubungkan dengan Vcc) untuk mode minimum dan nilai 0 (ditanahkan) untuk mode maksimum. Kebanyakan aplikasi menggunakan mode minimum. Pada mode ini, nama pin yang dipakai pada kaki nomor 24 sampai dengan 31 adalah yang berada di dalam tanda kurung (sebelah kanan)
Sinyal RESET digunakan untuk memerintah mikroprosesor agar melakukan inisialisasi dengan cara memberi nilai 0 pada register DS, SS, ES, IP, dan flag; serta nilai $FFFF untuk CS( ) 2 . Pin INTR dan NMI digunakan untuk menginterupsi kerja mikroprosesor. Jika ada sinyal pada kedua pin itu, maka mikroprossor akan menghentikan eksekusi program yang sedang dijalankannya, kemudian menjalankan subrutin sesuai yang dikehendaki, dan setelah selesai kembali ke tempat semula di mana program diinterupsi. Sinyal INTR (interrupt) berupa permintaan untuk melakukan interupsi yang dapat dianulir /tidak dipenuhi jika flag IF direset, sedangkan sinyal NMI (non maskable interrupt) tidak dapat ditutup/ditolak, artinya interupsi harus dilakukan. Pin INTA (interrupt acknowledge) digunakan oleh mikroprosesor untuk menjawab bahwa permintaan interupsi dari sinyal INTR dapat diterima/dijalankan
Pin IO M/ (memory/IO), RD (read), dan WR (write) digunakan untuk mengendalikan memori dan port pada saat pemindahan data. Sinyal IO M/ digunakan untuk memilih apakah memori atau port yang akan diakses oleh mikroprosesor. Jika hendak menghubungi memori, maka mikroprosesor memberi nilai tinggi (1) pada sinyal ini dan jika port yang hendak diakses maka sinyal ini diberi nilai rendah (0). Sinyal RD akan diaktifkan (bernilai rendah) jika operasi yang dilakukan adalah membaca, yaitu transfer data dari memori/port ke mikroprosesor. Sementara sinyal WR digunakan untuk menulis, tranfer data dari mikroprosesor ke memori/port, jika aktif. Sinyal-sinyal lain adalah R DT/ (data transmit/receive), DEN (data enable), ALE (address latch enable), dan BHE (bus high enable) yang akan dibahas kemudian.

3.2. IC Latch 74273

Untuk menghubungkan address ke memori atau I-O maka diperlukan pemisahan address rendah yang multiplek dengan data dengan memakai rangkaian latch. Rangkaian latch akan selalu aktif dengan terhubungnya ke ground kaki LE maka untuk bekerjanya IC latch ini diperlukan sinyal kontrol yang di-input-kan ke kaki –OE. Pin -OE mendapat input dari pin ALE yang merupakan sinyal kontrol yang artinya pin ini akan aktif setiap mikroprosesor meng-output-kan address. 


3.3. IC Decoder 74154

IC 74154 merupakan salah satu keluarga TTL yang dimana fungsi dari IC ini adalah sebagai dekoder/demultiplexter 4-16 saluran. Tiap decoder 4-saluran-ke 16-saluran monolit ini menerapkan rangkaian TTL untuk mengubah 4 input biner menjadi 16 jalur keluar, bila kedua input E1 dan E2 adalah rendah. Setiap komponen I-O harus diberi address. Misalkan, ada tiga komponen I-O yang yaitu PPI 8255, PIT 8253 dan PIC 8259 seperti maka untuk membedakannya dapat dibuatkan rangkaian decoder dengan memakai IC decoder 74154 yang keluarannya ada 16 . 



3.4. PPI (Programmable Pheriperal Interface)

Untuk hubungan input-output, mikroprosesor memerlukan suatu rangkaian interface. Interface menggunakan IC Programmable Peripheral Interface (PPI) 8255 yang mempunyai 3 port dengan masing-masing berkapasitas 8-bit. Jika dalam merancang sistem minimum 8088 ternyata memerlukan interface lebih dari 3 port maka dapat ditambahkan IC PPI 8255 sesuai kebutuhan dengan menambahkan rangkaian decoder-nya 




3.5 7-Segment.

Untuk penjelasan mengenai 7-Segment dapat dilihat pada Teori mengenai Interface 7-Segment Mengunakan PIC 16F877A. 

3.5 Keypad.

Untuk penjelasan mengenai Keypad dapat dilihat pada Teori mengenai Interface Dot Matrix Mengunakan PIC 16F877A. karena keypad prinsipnya sama dengan dot matrix

4. Rangkaian [Kembali]






Prinsip kerja dari rangkaian di atas adalah, ketika tombol pada keypad ditekan maka nilai yang ditekan pada keypad akan ditampilkan pada 7-Segment. Prinsipnya, pertama mikrokontroler mengirimkan alamat untuk mengakses I/O IC 8255 melewati A0-A15, kemudian masuk ke IC 74273 D0-D7. Alamat tersebut akan dilewatkan dari D0-D7 ke Q0-Q7 apabila sinyal kontrol alih dikeluarkan oleh pin ALE mikroprosesor dan diinverterkan sebelum diumpankan ke CLK IC 74273. Apabila telah aktif sinyal CLK, maka alamat akan ditahan di Q0-Q7 IC 74273. kemudian jika Q1-Q5 IC 74273 yang membawa alamat dari AD9-AD11 dihubungkan dengan decoder 74154. maka ketika nilai AD9-AD11 ini berlogika 0 semua dan E1 E1 IC ini juga berlogika 0, maka pin 0 IC 75154 akan berlogika nol yang kemudian pin ini dihubingkan dengan CS pada IC 8255. sehingga alamat yang dikirimkan adalah untuk akses IC 8255.
Kemudian untuk mengirim data dari Mikroprosesor 8086 ke IC I/O 8255, pin AD0-AD7 mikroprosesor dihubungkan dengan pin D0-D7 IC 8255. PORTA IC 8255 menjadi output bagi mikroprosesor untuk kemudian dihubungkan dengan output keypad dan PORTB pada IC ini dihubungkan dengan input Keypad serta PORTC pada IC ini sebagai output yang dihubungkan dengan 7-Segment. 

5. Program [Kembali]


data segment                ; Inisialisasi IC I/O 8255
  
   PORTA EQU 00H
   PORTB EQU 02H
   PORTC EQU 04H
   PCW   EQU 06H
  
ends

stack segment
    dw   128  dup(0)
ends

code segment
start:

    mov ax, data                   ; masukkan data ke ax
    mov ds, ax                      ; isi ds dengan ax
    mov es, ax                      ; isi es dengan ax
    MOV DX,PCW              ; masukkan PWC ke DX
    MOV AL,10000010B        ; IC I/O Mode 2 PORTA dan C output, PORTB input
    OUT DX,AL                   ; berikan mode ini ke IC I/O
   BEGIN:
    MOV CX,00FFH            ; isi nilai CX dengan 00ffH
    MOV AL,0FEH              ; nilai agar PA0 PORTA IC 8255 berlogika 0, selebihnya 1 atau kolom 1 keypad low
    MOV DX,PORTA           ; masukkan PORTA ke DX
    OUT DX,AL                   ; Berikan nilai tadi ke PORTA
    
    EELOOP:
  
     IN AL,PORTB               ; Dapatkan nilai PORTB
    
     CMP AL,0FEH              ; Apakah PORTB bernilai 0FEH atau tombol 1 Keypad ditekan?
     JNE NEXT1                   ; Jika tidak, pergi ke NEXT1
     MOV AL,006H;             ; Jika iya, berikan nilai PORC 006H atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;          ; Menyalakan angka 1
     JMP GO                         ; Pergi ke GO
    
     NEXT1:
     CMP AL,0FDH             ; Apakah PORTB bernilai 0FDH atau tombol 4 Keypad ditekan?
     JNE NEXT2                  ; Jika tidak, pergi ke NEXT2
     MOV AL,066H;            ; Jika iya, berikan nilai PORC 066H atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;          ; Menyalakan angka 4
     JMP GO                         ; Pergi ke GO
    
     NEXT2:
     CMP AL,0FBH             ; Apakah PORTB bernilai 0FBH atau tombol 7 Keypad ditekan?
     JNE NEXT3                  ; Jika tidak, pergi ke NEXT3
     MOV AL,007H;            ; Jika iya, berikan nilai PORC 007H atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;          ; Menyalakan angka 7
     JMP GO                        ; Pergi ke GO
    
      NEXT3:
      CMP AL,0F7H            ; Apakah PORTB bernilai 0F7H atau tombol bintang Keypad ditekan?
     JNE GO                        ; Jika tidak, pergi ke GO
     MOV AL,07CH;          ; Jika iya, berikan nilai PORC 07CH atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;        ; Menyalakan huruf b
    
     GO:
    LOOP EELOOP            ; Looping ke EELOOP sebanyak CX
  
    MOV CX,00FFH          ; isi nilai CX dengan 00ffH
    MOV AL,0FDH             ; nilai agar PA1 PORTA IC 8255 berlogika 0, selebihnya 1  atau kolom 2 keypad low

    MOV DX,PORTA         ; masukkan PORTA ke DX
    OUT DX,AL                 ; Berikan nilai tadi ke PORTA
    
    EELOOP2:
                          
     IN AL,PORTB             ; Dapatkan nilai PORTB
     CMP AL,0FEH            ; Apakan PORTB bernilai 0FEH atau tombol 2 Keypad ditekan?
     JNE NEXT12               ; Jika tidak, pergi ke NEXT12
     MOV AL,05BH;          ; Jika iya, berikan nilai PORC 05BH atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;        ; Menyalakan angka 2
     JMP GO2                     ; Pergi ke GO2
    
     NEXT12:
     CMP AL,0FDH           ; Apakah PORTB bernilai 0FDH atau tombol 5 Keypad ditekan?
     JNE NEXT22              ; Jika tidak, pergi ke NEXT22
     MOV AL,06DH          ; Jika iya, berikan nilai PORC 06DH atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL         ; Menyalakan angka 5
      JMP GO2      
    
     NEXT22:
     CMP AL,0FBH            ; Apakah PORTB bernilai 0FBH atau tombol 8 Keypad ditekan?
     JNE NEXT32               ; Jika tidak, pergi ke NEXT32
     MOV AL,07FH;           ; Jika iya, berikan nilai PORC 07FH atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;         ; Menyalakan angka 8
     JMP GO2                     ; Pergi ke GO3
    
      NEXT32:              
      CMP AL,0F7H            ; Apakah PORTB bernilai 0F7H atau tombol 0 Keypad ditekan?
     JNE GO2                      ; Jika tidak, pergi ke GO2
     MOV AL,03FH;           ; Jika iya, berikan nilai PORC 03FH atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;         ; Menyalakan angka 0
  
     GO2:                  
    LOOP EELOOP2          ; Looping ke EELOOP2 sebanyak CX
    
    MOV CX,00FFH           ; isi nilai CX dengan 00ffH
    MOV AL,0FBH             ; nilai agar PA2 PORTA IC 8255 berlogika 0, selebihnya 1   atau kolom 3 keypad low

    MOV DX,PORTA          ; masukkan PORTA ke DX
    OUT DX,AL                  ; Berikan nilai tadi ke PORTA
  
     EELOOP3:
  
     IN AL,PORTB              ; Dapatkan nilai PORTB
     CMP AL,0FEH             ; Apakah PORTB bernilai 0FEH atau tombol 3 Keypad ditekan?
     JNE NEXT13                ; Jika tidak, pergi ke NEXT13
     MOV AL,04FH;            ; Jika iya, berikan nilai PORC 04FH atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL           ; Menyalakan angka 3
     JMP GO3                       ; Pergi ke GO3
    
     NEXT13:
     CMP AL,0FDH             ; Apakah PORTB bernilai 0FDH atau tombol 6 Keypad ditekan?
     JNE NEXT23                ; Jika tidak, pergi ke NEXT23
     MOV AL,07DH;           ; Jika iya, berikan nilai PORC 07DH atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;          ; Menyalakan angka 6
     JMP GO3                       ; Pergi ke GO3
    
     NEXT23:
     CMP AL,0FBH             ; Apakah PORTB bernilai 0FBH atau tombol 9 Keypad ditekan?
     JNE NEXT33                ; Jika tidak, pergi ke NEXT33
     MOV AL,06FH;            ; Jika iya, berikan nilai PORC 06FH atau 7-Segment pada PORTC
     OUT PORTC,AL;          ; Menyalakan angka 9
     JMP GO3                       ; Pergi ke GO3
    
      NEXT33:                      ; Apakah PORTB bernilai 0F7H atau tombol Pagar Keypad ditekan?
      CMP AL,0F7H             ; Jika tidak, pergi ke GO3
     JNE GO3                       ; Jika iya, berikan nilai PORC 00CH atau 7-Segment pada PORTC
     MOV AL,00CH;            ; Menyalakan huruf A
     OUT PORTC,AL;
    
     GO3:
    LOOP EELOOP3            ; Looping ke EELOOP3 sebanyak CX
    JMP BEGIN                    ; Kembali ulangi program
    



end start


6. Flowchart [Kembali]




7. Video Simulasi [Kembali]







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODUL 4

                                                  [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI   1. Tujuan 2. Komponen 3. Dasar Teori 4. Flowchar...